14. Maka pada hari yang ditetapkannya, dia masuk ke dalam Rumah Tuhan untuk mengawasi penghitungan wang itu. Hal itu menimbulkan kecemasan besar di seluruh kota.
15. Imam-imam dengan pakaian ibadat meniarap di hadapan mazbah. Mereka memohon kepada Allah supaya Dia menjaga harta di dalam Rumah-Nya, oleh sebab Dia sendiri telah menetapkan undang-undang untuk melindungi harta yang disimpan di dalam Rumah Tuhan.
16. Setiap orang yang melihat Imam Agung berasa pilu. Mukanya yang pucat menampakkan kesengsaraannya.
17. Badannya gementar ketakutan membayangkan penderitaan batinnya.
18. Rakyat berduyun-duyun meninggalkan rumah mereka hendak berdoa bersama-sama supaya Rumah Tuhan tidak dicemarkan.
19. Jalan-jalan dibanjiri oleh orang perempuan yang memakai kain guni pada pinggang sebagai tanda kesedihan. Antara gadis-gadis yang dipingit ada yang lari ke pintu rumah, ada yang berdiri di atas pagar dan ada pula yang menjenguk dari jendela.
20. Mereka semua mengangkat tangan untuk berdoa kepada Allah.
21. Sungguh memilukan melihat Imam Agung yang menanti-nanti dalam keadaan takut serta cemas, dan semua penduduk kota kebingungan sambil meniarap di tanah.