6. Memang pantas menggambarkan lidah sebagai api! Karena semua kejahatan dunia ini seperti tersimpan dalam lidah kita. Dan seperti racun, kejahatan itu menular dari situ untuk merusak seluruh tubuh kita. Lidah kita seperti lidah api neraka! Maksud saya, iblis seperti menyalakan api melalui lidah kita. Lalu seperti gambaran hutan luas yang terbakar itu, seluruh hidup kita bisa dicemarkan oleh lidah saja.
7. Ternyata manusia sudah bisa menjinakkan hampir setiap jenis binatang, burung, binatang merayap, dan binatang laut,
8. tetapi tidak ada seorang pun yang bisa menjinakkan lidahnya sendiri. Lidah kita begitu liar dan jahat, bagaikan ular yang penuh dengan racun yang mematikan.
9. Lidah kita terlalu cepat berbalik dari memuji Allah Bapa kepada mengutuk orang lain— padahal orang lain itu adalah manusia yang sudah diciptakan oleh Tuhan segambar dengan diri-Nya sendiri.
10. Berarti dengan mulut yang sama kita memuji Allah dan mengutuk sesama kita. Saudara-saudariku, janganlah kita seperti itu!
11. Air tawar dan air asin tidak bisa keluar dari mata air yang sama— bukan!
12. Juga Saudara-saudariku, pohon ara tidak mungkin menghasilkan buah zaitun. Pohon anggur tidak bisa menghasilkan buah ara. Dan air tawar tidak mengalir dari sumber air asin.
13. Siapa yang merasa dirinya pintar dan bijaksana, biarlah dia tunjukkan melalui cara hidup dan perbuatan yang baik yang dilakukan dengan rendah hati. Kalau kamu bijak, kamu juga akan rendah hati.
14. Tetapi kalau dalam hatimu masih ada iri hati, dendam, dan sikap mementingkan diri sendiri, janganlah kamu berpikir, “Saya ini sangat bijaksana.” Karena ternyata pikiranmu itu keliru,
15. dan kebijaksanaanmu bukan hikmat yang berasal dari Allah. Kamu hanya mempunyai kebijaksanaan duniawi, yang berasal dari keinginanmu sendiri dan dari roh-roh jahat.