Roma 9:6-21 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

6. Seperti yang sudah saya katakan, mereka yang satu bangsa dengan saya membuat saya sangat sedih, tetapi hal ini tidak berarti bahwa Allah tidak akan memenuhi janji-janji-Nya kepada mereka. Karena sebenarnya janji itu diberikan hanya kepada orang Israel yang sesungguhnya. Hendaklah kalian sadar bahwa tidak semua orang yang lahir dari bangsa Israel dianggap oleh Allah sebagai orang Israel yang sesungguhnya.

7. Jadi tidak semua keturunan Abraham termasuk keluarga Allah yang Dia sudah janjikan kepada Abraham. Tetapi Allah berkata kepadanya, “Hanya keturunan Isak-lah yang akan disebut sebagai keturunanmu.”

8. Artinya, ketika Tuhan memberikan janji-janji-Nya kepada Abraham tentang keluarganya, Dia tidak bermaksud bahwa semua anak kandung Abraham adalah keturunannya. Tetapi Allah bermaksud bahwa janji-janji-Nya itu hanya kepada keturunan Abraham yang dipilih Allah sebagai keturunan Abraham yang sesungguhnya. Hanya mereka yang terpilih sebagai keturunan Abraham itu dianggap sebagai keluarga Allah.

9. Karena Allah berjanji kepada Abraham, “Tahun depan pada bulan yang sama seperti ini, Aku akan kembali dan Sara sudah mempunyai seorang anak laki-laki.”

10. Ada juga contoh yang lain. Hal yang sama juga pernah terjadi pada Ribka, ketika dia mengandung anak kembar dari suaminya Isak— nenek moyang kita.

14. Jadi apa yang kita pelajari dari contoh itu? Apakah itu artinya Allah tidak adil kepada manusia? Sama sekali tidak!

15. Karena Allah berhak memilih siapa saja— seperti yang dikatakan-Nya kepada Musa, “Kalau Aku ingin berbelas kasihan kepada siapa saja, Aku akan berbelas kasihan kepadanya. Dan kalau Aku ingin berbaik hati kepada siapa saja, Aku akan berbaik hati kepadanya.”

16. Jadi hal itu tidak tergantung kepada kemauan atau usaha seseorang, tetapi tergantung hanya kepada kebaikan hati Allah saja.

17. Contohnya dalam Kitab Suci Allah berkata kepada raja Mesir, “Aku menjadikan engkau raja hanya dengan maksud ini: Supaya semua orang di dunia ini mengenal Aku lewat kuasa besar yang Aku nyatakan kepadamu.”

18. Jadi, sudah jelas bahwa Allah membuat orang-orang keras kepala sesuai dengan kehendak-Nya, dan Dia juga menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang yang Dia pilih.

19. Karena itu tentu akan ada orang yang bertanya kepada saya, “Kalau Allah yang mengatur siapa-siapa yang menjadi keras kepala atau tidak, lalu kenapa Dia masih menyalahkan kita kalau kita keras kepala?”

20. Tetapi kita tidak boleh berkata seperti itu! Kita hanyalah manusia. Dan manusia tidak berhak untuk berkata kepada Allah bahwa Dia bersalah. Bejana keramik tidak berhak untuk menyalahkan tukang keramik yang sudah membuatnya! Maksud saya, sebuah bejana tidak berhak berkata, “Kenapa engkau membentuk saya seperti ini?!”

21. Si pembuat bejana berhak membuat bejana yang bentuknya sesuai dengan keinginannya. Dia bisa menggunakan tanah liat yang sama untuk membuat bejana yang khusus untuk hal yang istimewa, atau bejana untuk keperluan sehari-hari.

Roma 9