1. Pada waktu Yesus masuk lagi ke dalam salah satu rumah pertemuan orang Yahudi, di situ ada seorang yang tangannya lumpuh sebelah.
2. Di situ juga ada beberapa orang Farisi yang sedang mengawasi Yesus dengan baik. Karena mereka sudah merencanakan, kalau Dia menyembuhkan orang itu pada Hari Sabat, mereka akan melaporkan Dia kepada pemimpin-pemimpin Yahudi.
3. Lalu Yesus berkata kepada orang yang tangannya lumpuh itu, “Mari berdiri di depan sini.”
4. Dan Yesus bertanya kepada mereka, “Menurut Hukum Musa, apa yang boleh kita buat pada Hari Sabat? Apakah kita diijinkan berbuat baik, atau berbuat jahat? Atau apakah kita diijinkan menyelamatkan nyawa orang, atau membunuh?” Tetapi tidak ada yang menjawab.
5. Lalu Yesus melihat ke sekeliling orang-orang itu dengan marah, tetapi Dia juga merasa sedih karena mereka begitu keras kepala. Kemudian Dia berkata kepada orang yang tangannya lumpuh itu, “Luruskan tanganmu ke depan.” Lalu orang itu mengarahkan tangannya, dan dia pun langsung sembuh!
6. Sesudah orang-orang Farisi keluar dari rumah pertemuan itu, mereka langsung bertemu dengan teman-teman raja Herodes untuk mengatur rencana bagaimana caranya untuk membunuh Yesus.
13-14. Sesudah itu, Yesus naik ke atas bukit, dan Dia memanggil dua belas orang yang sudah Dia pilih. Lalu mereka datang kepada-Nya. Dia mengangkat mereka sebagai rasul-rasul-Nya, supaya mereka bersama-sama dengan Dia, dan mereka juga bisa diutus untuk menyebarkan berita keselamatan.
24-26. “Kaki-tangan iblis tidak mungkin terpecah-pecah dan saling melawan. Itu bisa digambarkan dengan satu negara atau satu keluarga: Kalau mereka saling melawan dan saling berperang, berarti negara atau keluarga itu akan hancur. Jadi sudah jelas bahwa iblis tidak bisa memberi kekuatan kepada-Ku untuk mengusir roh-roh yang berpihak kepada dia. Karena kalau itu terjadi, berarti kerajaan iblis sudah hancur.