1. Jadi, oleh karena kalian perlu ajaran-ajaran yang memimpin kalian kepada kedewasaan rohani, saya tidak mau lagi mengulangi ajaran-ajaran dasar tentang Kristus kepada kalian. Marilah kita sekarang meningkat kepada ajaran-ajaran yang lebih tinggi. Jadi saya tidak akan mengulangi ajaran-ajaran dasar ini:tentang pertobatan dari segala macam perbuatan yang sebenarnya membawa kalian kepada kematian rohani,tentang percaya kepada Allah,
2. tentang perbedaan baptisan agama Yahudi, baptisan Yohanes, dan baptisan sebagai pengikut Kristus,tentang berbagai macam pemberkatan dengan meletakkan tangan,tentang keyakinan kita bahwa orang-orang mati akan hidup kembali,dan tentang hukuman yang selama-lamanya yang akan diberikan Allah kepada setiap orang yang berbuat jahat.
3. Jadi, atas pertolongan Allah, biarlah saya memberikan ajaran yang lebih tinggi yang bisa mendewasakan rohani kita!
4-6. Hati-hatilah! Jangan sampai ada di antara kita yang kembali kepada kehidupan yang gelap! Karena orang yang seperti itu tidak mungkin kita bimbing kembali untuk bertobat seperti ketika dia baru mengikut Kristus. Orang seperti itu sudah pernah mengalami kebaikan hati Allah yang dia terima melalui Yesus, dan dia juga sudah mengalami pertolongan Roh Kudus. Dia juga sudah mengalami begitu indahnya Kabar Baik dari Allah, dan sudah mengalami kemampuan-kemampuan rohani yang akan kita nikmati pada zaman yang akan datang. Jadi kalau orang seperti itu meninggalkan Kristus, tidak mungkin dia bertobat lagi. Karena ketika dia meninggalkan Kristus, di mata banyak orang dia seperti sudah menginjak-injak Anak Allah. Kalau orang semacam itu berusaha bertobat lagi, dia seperti minta kepada Yesus, “Yesus, tolong mati disalibkan sekali lagi bagi saya, supaya Engkau menebus dosa-dosa saya yang saya perbuat waktu saya meninggalkan Engkau!”
7. Kehidupan rohani kita bisa digambarkan seperti ladang. Karena kebaikan Tuhan maka suatu ladang selalu mendapat air hujan yang sangat cukup, lalu menjadi subur dan menghasilkan banyak tanaman bagi para petani, maka Allah akan tetap memberkati ladang itu.
13-15. Abraham adalah contoh bagi kita. Allah berjanji kepadanya dengan ‘bersumpah atas diri-Nya sendiri’, waktu Allah berkata,“Aku bersumpah atas diri-Ku sendiri: … Aku sungguh-sungguh berjanji akan memberkatimu dan memberikan banyak keturunan kepadamu.”Lalu, sesudah Abraham menunggu dengan penuh keyakinan dan kesabaran, dia pun menerima apa yang dijanjikan-Nya itu. Dan karena inilah dia bisa yakin akan janji Allah itu: Allah menguatkan janji-Nya dengan “bersumpah demi diri-Nya sendiri.” Karena memang tidak ada yang lebih besar dari Allah, jadi karena itulah Dia menguatkan janji-Nya dengan menyebutkan diri-Nya sendiri.
19-20. Biarlah harapan kita itu berfungsi seperti sebuah jangkar yang kuat dan aman bagi diri kita sendiri, supaya kita dikuatkan dan tidak terbawa oleh arus apapun. Karena Pengharapan kita sebenarnya adalah Yesus sendiri, yang sudah membuka jalan bagi kita ke dalam Ruang Mahakudus di Rumah Allah di surga. Jadi sekarang kita bisa langsung mendekat kepada-Nya di sana dalam doa, karena Yesus sudah bertugas sebagai Imam Agung bagi kita untuk selama-lamanya, sesuai dengan pola Imam Melkisedek.