7. Untuk sementara waktu Engkau sudah membuat kedudukan kami lebih rendah dari para malaikat,tetapi dari semua makhluk lain Engkau sudah menjadikan kami seperti raja-raja yang mulia dan terhormat,
8. karena Engkau sudah meletakkan segala sesuatu di bawah kuasa kami manusia.”Memang Firman Tuhan itu berkata bahwa Allah sudah meletakkan ‘segala sesuatu’ di bawah kuasa kita— artinya bahwa tidak ada roh atau makhluk lain yang tidak tunduk kepada kita. Tetapi sekarang kita belum melihat hal itu dengan nyata— di mana kita memerintah ‘seperti raja’ atas ‘segala sesuatu’.
9. Tetapi kenyataan yang sudah kita lihat sekarang adalah Yesus! Seperti Firman Allah tadi, waktu Kristus hidup di dunia ini “untuk sementara waktu Dia sudah dibuat lebih rendah kedudukannya dari para malaikat.” Tetapi sekarang di surga Allah sudah memahkotai Dia dengan mahkota kerajaan. Berarti Dialah sekarang ‘Raja yang mulia dan terhormat’ atas ‘segala sesuatu’. Hal itu terjadi kepada-Nya karena Dia sudah mengurbankan hidup-Nya sendiri demi kita semua sesuai dengan kebaikan hati Allah kepada kita.
12. Hal itu sesuai dengan yang tertulis dalam Kitab Suci ketika Yesus berkata kepada Allah,“Ya Allah, Aku akan memperkenalkan Engkau kepada saudara-saudari-Ku.Di antara kumpulan semua umat-Mu Aku akan menyanyikan pujian bagi-Mu.”
13. Dia juga berkata,“Aku akan tetap percaya akan pertolongan Allah.”Dan Dia juga berkata,“Inilah Aku— bersama anak-anak yang sudah Allah berikan kepada-Ku.”
14. Perhatikanlah bahwa kita yang disebut Yesus sebagai ‘anak-anak’-Nya adalah manusia biasa yang terdiri dari darah dan daging. Oleh karena itu, sudah tepat juga untuk Yesus sendiri menjadi manusia biasa dengan tubuh biasa. Dengan begitu, melalui kematian-Nya Dia bisa menghancurkan iblis— yaitu dia yang berkuasa atas kerajaan maut.
15. Dengan cara itulah Yesus sudah membebaskan kita— yang sebelumnya dikuasai oleh rasa takut akan maut sepanjang hidup kita.
16. Sudah jelas: Bukan para malaikat yang ditolong Yesus, tetapi kita yang adalah keturunan Abraham.
17. Oleh karena itulah, Yesus harus menjadi manusia sama seperti kita saudara-saudari-Nya dalam segala hal. Dengan begitu Dia bisa menjadi Imam Agung bagi kita— yang penuh belas kasihan dan sangat setia dalam tugas itu di hadapan Allah. Sebagaimana sebelumnya para imam selalu membawa darah binatang kurban kepada Allah untuk mendamaikan manusia dengan Allah, sekarang Imam Agung kita, Yesus— melalui darah-Nya sendiri, sudah mendamaikan kita dengan Allah.