Ibrani 11:3-17 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

3. Dengan penuh percayalah kita mengerti bahwa dengan perkataan-Nya saja, Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Jadi segala sesuatu yang bisa kita lihat diciptakan dari hal-hal yang tidak bisa kita lihat.

4. Oleh karena Habel percaya penuh kepada Allah, dia mempersembahkan kurban yang lebih baik dari kurban yang dipersembahkan oleh Kain. Karena itu Allah berkenan kepada Habel dan menerima dia sebagai orang benar. Jadi biarpun Habel sudah lama mati, tetapi karena kepercayaannya itu, dia masih menjadi teladan bagi kita.

5. Begitu juga dengan Henok: Karena dengan percaya penuh, dia terangkat ke surga tanpa mengalami kematian. Seperti yang tertulis di dalam Kitab Suci, “Tiba-tiba dia menghilang, karena dia diangkat oleh Allah.” Karena sebelum dia terangkat, dia terkenal sebagai orang yang hidupnya selalu menyenangkan hati Allah.

6. Jelaslah bahwa tanpa percaya penuh, kita tidak mungkin menyenangkan hati-Nya. Karena setiap orang yang mau datang kepada-Nya harus percaya bahwa Allah itu benar-benar ada dan bahwa Dia memberkati setiap orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

7. Contoh lain adalah Nuh: Dia percaya penuh ketika Allah memberitahukan tentang hal-hal yang belum pernah dilihat manusia. Karena Nuh percaya dan menghormati Allah, dia membangun sebuah kapal untuk menyelamatkan keluarganya. Dan karena dengan percaya sepenuhnyalah dia membuktikan bahwa orang-orang yang ada di dunia pada waktu itu salah, dan Allah menerima dia sebagai orang benar.

8. Dan kepercayaan Abraham adalah contoh juga: Dia percaya penuh kepada Allah ketika dia disuruh pergi ke negeri lain— yaitu negeri yang Allah janjikan akan diwariskan kepadanya dan keturunannya. Lalu dengan percaya penuh dia berangkat walaupun dia belum tahu ke mana dia harus pergi.

9. Oleh karena dia percaya penuh, dia bertahan hidup sebagai orang asing di negeri yang Allah janjikan sebagai miliknya. Abraham, Isak, dan Yakub tinggal di sana di dalam kemah-kemah saja. Dan mereka sama-sama mewarisi perjanjian yang sama.

10. Sudah jelas bahwa Abraham sedang menanti-nantikan kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah, supaya dia menjadi penduduk kota itu— yaitu kota yang fondasinya tidak akan pernah goncang.

11. Kepercayaan Abraham juga menjadi teladan ketika Sara akan melahirkan Isak. Biarpun mereka sudah tua dan Sara mandul, tetapi Allah membuat Sara bisa mengandung, sehingga mereka mendapatkan keturunan. Hal ini terjadi karena Abraham percaya penuh bahwa Allah setia dan akan menepati janji-Nya.

12. Jadi, karena satu orang saja— yaitu Abraham, percaya sepenuhnya ketika dia sudah tua dan hampir mati, tetapi “keturunannya tidak terhitung banyaknya— seperti bintang-bintang di langit atau pasir di pantai.”

13. Semua orang yang disebutkan itu percaya penuh sampai mati. Biarpun mereka belum melihat apa yang Allah janjikan kepada mereka, tetapi mereka seperti sudah melihat bayangannya dari jauh dan menyambut hal-hal itu dengan penuh percaya. Lalu mereka sadar dan mengakui bahwa mereka hanya seperti tamu dan pendatang saja di bumi ini.

14. Dengan berkata seperti itu, jelaslah bahwa mereka menantikan suatu tanah air yang akan menjadi milik mereka sendiri.

15. Yang mereka katakan itu bukan tentang negeri yang sudah mereka tinggalkan. Karena kalau mereka merindukan negeri itu, maka mereka mempunyai banyak kesempatan untuk kembali ke situ.

16. Yang mereka rindukan adalah suatu negeri yang jauh lebih baik dari negeri itu— yaitu negeri surga. Jadi Allah sudah menyiapkan sebuah kota untuk mereka, dan Dia senang disebut Allah mereka.

17. Abraham juga menjadi contoh ketika kepercayaannya diuji oleh Allah— yaitu ketika Allah menyuruh dia untuk mempersembahkan Isak. Abraham percaya penuh, lalu dengan rela mengurbankan anaknya yang satu-satunya (melalui Sara)— biarpun Abraham sudah menerima janji-janji Allah,

Ibrani 11