Galatia 4:22-23-31 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

3. Begitu juga dengan kita. Selama kita masih belum dewasa secara rohani, kita perlu Hukum Taurat yang menjadi seperti pengawas kita, karena kita masih diperbudak oleh para penguasa gelap yang memerintah di dunia ini.

4. Tetapi tepat pada waktu yang sudah ditentukan Allah Bapa kita di surga, Dia mengutus Anak-Nya ke dunia ini. Dan sesuai dengan rencana Allah, Yesus dilahirkan oleh seorang gadis seperti manusia biasa, dan sejak kelahiran-Nya Dia hidup menaati seluruh Hukum Taurat.

5. Dengan demikian Yesus dipersiapkan untuk bisa menebus dan membebaskan kita yang dulu hidup seperti budak di bawah pengawasan Hukum Taurat. Dan hal itu dilakukan-Nya supaya secara rohani kita diangkat menjadi anak-anak Allah.

6. Jadi karena kita adalah anak-anak-Nya, Dia mengutus Roh Anak-Nya ke dalam hati kita masing-masing. Karena itu dengan segenap hati kita berseru kepada Allah, “Ya, Abba, Bapaku,” karena kita berdoa sesuai dengan pimpinan Roh Kristus.

7. Hal itu menjadi bukti bagi kita bahwa kita tidak lagi seperti budak, tetapi diterima sebagai anak-anak Allah yang sah. Dan sebagai anak-anak-Nya, kita juga berhak mewarisi semua hal yang dijanjikan kepada anak-anak-Nya.

8. Pada umumnya kalian yang di Galatia bukan orang Yahudi. Jadi sebelum kalian mengenal Allah, kalian sudah menjadi budak dari bermacam-macam tuhan palsu— yaitu berhala dan roh-roh yang disebut ilahi, padahal bukan.

9. Karena itu tidak masuk akal kalian yang sudah mengenal Allah— bahkan yang sudah Dia akui sebagai anak-anak-Nya, berbalik kembali menjadi seperti budak kepada hal-hal yang lemah dan tidak berguna— bahkan kepada para penguasa gelap yang memerintah di dunia ini!

22-23. Karena di situ tertulis, Abraham mempunyai dua anak laki-laki. Anak yang satu— Ismael, anak dari seorang perempuan budak yang bernama Hagar, dan Ismael dilahirkan seperti biasa— sesuai dengan rencana manusia. Sedangkan anak yang satu lagi— Isak, anak dari perempuan yang bukan budak yang bernama Sara. Kelahiran Isak terjadi secara luar biasa— sesuai dengan janji Allah kepada Abraham.

24-25. Kita bisa gambarkan kedua perempuan itu sebagai lambang dari kedua perjanjian Allah— yang lama dan yang baru. Yang pertama— yaitu Hagar, juga bisa digambarkan seperti Gunung Sinai di negeri Arab— di mana Allah memberikan Hukum Taurat kepada Musa. Jadi semua yang masih hidup terikat kepada Hukum Taurat menjadi seperti keturunan Hagar secara rohani— yaitu mereka yang hidup dalam keadaan seperti budak. Dengan gambaran lain, anak-anak Hagar adalah semua orang yang menganggap Yerusalem yang sekarang sebagai ibukota negara mereka. Maksudnya, mereka menganggap diri belum dibebaskan dari ikatan Hukum Taurat.

26. Tetapi ibukota negara kita adalah Yerusalem surgawi! Berarti kita seperti keturunan Sara— yang bukan keturunan budak.

27. Jadi, karena Sara merupakan ibu kita, maka akan terjadi seperti yang dinubuatkan tentang dia dalam Kitab Suci,“Hai kamu, perempuan yang dulu mandul, bersukacitalah!Berserulah dengan sukacita, kamu yang tidak pernah mengalami sakit bersalin!Karena kamu yang dulu tidak pernah mempunyai keturunanakan mempunyai lebih banyak keturunan dari ibu yang tidak dianggap mandul oleh suaminya.”

28. Jadi Saudara-saudari, kita bisa digambarkan sama seperti Isak— yang dilahirkan sesuai dengan janji Allah. Kita juga menjadi keturunan Abraham sesuai dengan perjanjian Allah kepada Abraham, dan seperti Isak kita hidup tidak terikat kepada Hukum Taurat.

29. Tetapi seperti sikap yang saling memusuhi yang terjadi di antara Ismael— yang dilahirkan sesuai dengan rencana manusia, dengan Isak— yang dilahirkan sesuai dengan kehendak dan kuasa Roh Allah, begitulah yang terjadi sekarang antara orang-orang yang masih terikat kepada Hukum Taurat dan kita yang dibebaskan oleh Roh Allah. Karena itulah mereka menganiaya kita.

30. Tetapi dengarlah apa yang dikatakan oleh Kitab Suci:“Usirlah perempuan budak itu dan juga anaknya! Karena anak yang dilahirkan perempuan budak itu tidak boleh sama-sama menerima warisan dengan anak yang dilahirkan oleh ibu yang bukan budak itu.”

31. Jadi Saudara-saudari, saya perlu tegaskan: Kita bukanlah seperti keturunan perempuan budak itu yang wajib hidup seperti budak. Tetapi kita seperti keturunan perempuan yang bukan budak itu.

Galatia 4