8. Saudara-saudari, kami mau supaya kalian tahu tentang penganiayaan yang kami alami di propinsi Asia. Kami mendapat beban yang berat di sana melebihi kekuatan kami— sampai kami putus asa atas hidup kami.
9. Bahkan waktu itu kami berpikir, “Kami akan segera dibunuh!”— sepertinya kami sudah dihukum mati. Hal itu terjadi supaya kami tidak mengandalkan kekuatan kami sendiri, tetapi mengandalkan Allah yang menghidupkan kembali orang mati.
10. Dialah yang sudah melepaskan kami dari bahaya kematian yang sangat mengerikan itu. Dan kami terus berharap penuh kepada-Nya untuk terus menyelamatkan kami.
11. Pertolongan itu terjadi karena kalian masing-masing terus menopang kami di dalam doa-doamu. Dan Allah akan terus menolong kami sebagai jawaban atas doa dari banyak orang, sehingga banyak orang akan bersyukur kepada-Nya.
12. Inilah yang kami banggakan, dan dengan segenap hati saya berkata bahwa ini benar: Dalam segala hal yang sudah kami lakukan di dunia ini, kami melakukannya dengan hati nurani yang jujur dan murni yang berasal dari Allah. Dan hal itu semakin nyata dalam pekerjaan yang kami lakukan bersama dengan kalian. Kami melakukannya berdasarkan kebaikan hati Allah— bukan berdasarkan hikmat dunia ini.
17. Tetapi saya harus mengubah rencana itu. Waktu kalian mendengar hal itu, apakah kalian pikir rencana saya asal-asalan saja? Atau mungkin kalian berpikir bahwa saya membuat rencana seperti orang duniawi— yaitu orang yang tidak bisa dipercaya karena rencananya sering asal-asalan, sebentar berkata “Rencana ini, ya” dan sebentar lagi berkata “Rencana ini, tidak.”