1. Setiap imam besar Yahudi dipilih dari antara manusia. Ia mempunyai tugas untuk menolong orang lain dengan hal-hal yang harus mereka lakukan untuk Allah. Ia harus mempersembahkan pemberian dan kurban untuk menebus dosa kepada Allah.
2. Imam besar sendiri lemah, sama seperti semua orang. Jadi, ia dapat bersikap lembut kepada orang yang tidak mengerti dan yang melakukan kesalahan.
3. Imam besar mempersembahkan kurban untuk dosa manusia, tetapi ia sendiri mempunyai kelemahan. Jadi, ia juga harus mempersembahkan kurban untuk dosanya sendiri.
4. Menjadi imam besar merupakan suatu kehormatan, tetapi tidak ada orang yang memilih dirinya sendiri untuk pekerjaan itu. Orang itu harus dipanggil oleh Allah, seperti Harun.
5. Hal itu sama seperti Kristus, Ia tidak memilih diri-Nya sendiri untuk mendapatkan kemuliaan menjadi Imam Besar, tetapi Allah yang memilih-Nya. Allah berkata kepada Kristus,Engkau adalah Anak-Ku,hari ini Aku menjadi Bapa-Mu.
6. Dan dalam ayat yang lain Allah berkata,Engkau akan menjadi Imam selama-lamanya, seperti Melkisedek.