1. Lalu aku memandang ke kubah yang ada di atas kepala kerub-kerub itu, dan kulihat sesuatu yang seperti takhta dari batu nilam.
2. Kemudian Allah berkata kepada orang yang berpakaian linen itu, “Masuklah di antara roda-roda yang ada di bawah kerub-kerub itu, dan ambillah segenggam bara api. Lalu hamburkanlah bara itu ke atas kota.” Ia menurut, dan aku memperhatikannya.
3. Ketika ia masuk, kerub-kerub itu sedang berdiri di sebelah selatan Rumah Tuhan. Segumpal awan memenuhi pelataran dalam dan seluruh Rumah Tuhan.
4. Cahaya kemilau yang menandakan kehadiran Tuhan memancar dari kerub-kerub itu dan pindah ke pintu masuk Rumah Tuhan, sehingga pelatarannya menjadi terang-benderang.
15-17. Kerub-kerub itulah yang dahulu kulihat di tepi Sungai Kebar. Setiap kali kerub-kerub itu bergerak atau mengembangkan sayapnya, naik ke udara dan terbang maju atau berhenti, roda-roda itu selalu ikut, karena dikuasai oleh kerub-kerub itu.