Kejadian 24:15-16-33 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

2. Pada suatu hari berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua, yang mengurus segala harta bendanya, “Letakkanlah tanganmu di antara pangkal pahaku.

3. Bersumpahlah demi Tuhan, Allah yang menguasai langit dan bumi, bahwa engkau tidak akan mencari istri bagi Ishak anakku dari antara orang-orang di tanah Kanaan ini.

4. Engkau harus kembali ke negeri kelahiranku untuk mencari istri baginya dari antara sanak saudaraku.”

5. Lalu bertanyalah hamba itu kepadanya, “Bagaimana jika gadis itu tidak mau meninggalkan rumahnya dan tak mau mengikuti saya ke negeri ini? Haruskah saya membawa anak Tuan itu ke negeri asal Tuan?”

6. Tetapi Abraham menjawab, “Awas! Jangan sekali-kali kaubawa anakku itu ke sana!

7. Tuhan, Allah yang menguasai langit, telah membawa aku dari rumah ayahku dan dari negeri sanak saudaraku, dan Ia telah bersumpah kepadaku bahwa Ia akan memberikan negeri ini kepada keturunanku. Dia juga akan mengutus malaikat-Nya untuk menolongmu, supaya engkau dapat menemukan seorang istri dari sana untuk anakku.

8. Tetapi jika gadis itu tidak mau ikut dengan engkau, maka engkau bebas dari sumpah ini. Bagaimanapun juga, jangan kaubawa anakku itu ke sana.”

9. Kemudian hamba itu meletakkan tangannya di antara pangkal paha Abraham tuannya, dan bersumpah akan melakukan apa yang diminta oleh Abraham itu.

15-16. Ketika ia sedang berdoa itu, Ribka, seorang gadis yang sangat cantik dan masih perawan, tiba di sumur itu membawa buyung di atas bahunya. Ia anak Betuel, dan orang tua Betuel adalah Nahor dan Milka; Nahor itu abang Abraham. Ribka menuju ke sumur itu dan mengisi buyungnya, lalu berjalan kembali.

17. Hamba Abraham lari mendekatinya dan berkata, “Tolong, Nak, berilah saya minum dari buyungmu itu.”

18. Gadis itu menjawab, “Minumlah, Pak,” lalu dengan cepat diturunkannya buyungnya dari bahunya, dan sambil memegang buyung itu diberinya hamba itu minum.

19. Setelah hamba itu selesai minum; berkatalah gadis itu, “Saya akan menimba air untuk unta-unta Bapak juga, supaya semua binatang itu dapat minum sepuasnya.”

20. Kemudian dengan cepat air di dalam buyung itu dituangkannya ke dalam tempat minum unta, lalu berlarilah ia kembali ke sumur untuk menimba air lebih banyak lagi sampai semua binatang itu puas minum.

21. Sementara itu hamba Abraham terus memperhatikannya tanpa berkata sepatah pun. Ia ingin tahu apakah Tuhan membuat ia berhasil melakukan tugasnya atau tidak.

22. Setelah semua unta minum sepuas-puasnya, hamba Abraham mengambil perhiasan emas yang berharga, lalu mengenakannya pada hidung gadis itu. Pada lengannya diberi sepasang gelang emas.

23. Lalu hamba itu berkata, “Coba katakan siapa ayahmu. Adakah tempat bermalam di rumahnya untuk saya dan orang-orangku?”

24. “Ayah saya Betuel, anak Nahor dan Milka,” jawab gadis itu.

25. “Di rumah kami ada tempat bermalam untuk Bapak dan juga banyak jerami dan makanan ternak.”

26. Maka sujudlah hamba itu menyembah Tuhan.

27. Katanya, “Pujilah Tuhan, Allah tuan saya Abraham. Tuhan ternyata setia dan berbaik hati kepada tuan saya Abraham. Ia memimpin saya langsung kepada sanak saudaranya.”

28. Kemudian gadis itu lari ke rumah ibunya dan menceritakan segala kejadian itu.

29-30. Ribka mempunyai seorang abang yang bernama Laban. Ia mendengar cerita adiknya tentang apa yang dikatakan hamba itu. Ia melihat juga perhiasan di hidung dan gelang pada lengan adiknya itu. Maka berlarilah Laban keluar rumah untuk menemui hamba Abraham itu yang masih berdiri dengan unta-untanya di dekat sumur.

31. Lalu kata Laban, “Bapak orang yang diberkati Tuhan! Jangan tinggal di luar sini. Mari ke rumah kami. Kami telah menyediakan kamar untuk Bapak dan juga tempat bagi unta-unta Bapak.”

32. Lalu ikutlah hamba itu dan masuk ke dalam rumah. Laban menurunkan beban unta-unta, dan memberi jerami dan makanan kepada binatang-binatang itu. Setelah itu dibawanya air pembasuh kaki untuk hamba Abraham dan orang-orangnya.

33. Ketika makanan dihidangkan, hamba itu berkata, “Saya tidak akan makan sebelum menyampaikan pesan yang saya bawa.”Laban berkata, “Silakan bicara.”

Kejadian 24