5. Pada hari keempat, mereka bangun pagi-pagi sekali lalu bersiap-siap untuk berangkat. Tetapi ayah wanita itu berkata kepada orang Lewi itu, “Makan dulu supaya kuat. Kalian bisa berangkat kemudian.”
8. Pada hari kelima, pagi-pagi sekali, ketika ia hendak berangkat, ayah wanita itu berkata lagi, “Ayo, makanlah dulu; sebentar baru berangkat.” Maka mereka berdua makan bersama dan berlambat-lambat sampai matahari mulai terbenam.
9. Kemudian, ketika orang Lewi itu bersama selirnya dan hambanya hendak berangkat, ayah itu berkata, “Hari sudah hampir malam, sebentar lagi gelap. Lebih baik menginap saja di sini dan bersenang-senang. Besok kalian boleh bangun pagi-pagi untuk berangkat dan pulang.”
14. Karena itu mereka berjalan terus dan tidak berhenti di Yebus. Matahari telah terbenam ketika mereka sampai di Gibea di wilayah suku Benyamin.
15. Mereka singgah di sana untuk bermalam, lalu masuk ke kota dan pergi duduk di alun-alun. Tetapi tak ada seorang pun yang mengundang mereka ke rumahnya untuk bermalam.
16. Sementara mereka duduk di alun-alun kota, datanglah seorang tua yang baru kembali dari pekerjaannya di ladang. Ia sebenarnya berasal dari daerah pegunungan Efraim tetapi sekarang tinggal di Gibea. (Penduduk lainnya di Gibea adalah orang Benyamin.)
17. Ketika orang tua itu melihat orang Lewi itu di alun-alun, ia bertanya, “Saudara dari mana, dan mau ke mana?”
18. Orang Lewi itu menjawab, “Kami baru datang dari Betlehem di Yehuda, dan sedang dalam perjalanan pulang ke rumah di pedalaman di pegunungan Efraim. Saya berasal dari sana. Tidak ada seorang pun dari penduduk kota ini mau menerima kami di rumahnya untuk bermalam.
19. Kami tidak memerlukan apa-apa yang lain, bekal kami cukup. Ada jerami dan makanan untuk keledai kami; ada roti dan anggur untuk saya bersama istri saya ini dan hamba saya.”
20. Lalu kata orang tua itu, “Jangan khawatir, nanti saya tolong. Tidak usah bermalam di alun-alun ini.”
21. Kemudian ia membawa mereka ke rumahnya lalu memberi makanan kepada keledai-keledai mereka. Dan setelah tamu-tamunya itu mencuci kaki, mereka makan.
22. Sementara mereka bersenang-senang, tiba-tiba rumah itu dikepung orang-orang bejat dari kota itu. Mereka menggedor-gedor pintu dan berkata kepada orang tua itu, “Serahkan kepada kami orang laki-laki yang kaubawa ke rumahmu. Kami mau pakai dia!”
23. Orang tua itu keluar dan berkata kepada mereka, “Jangan, saudara-saudara! Saya mohon, janganlah melakukan hal yang jahat dan tak patut seperti itu, sebab dia tamu saya.