Bilangan 22:16-28 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

2-3. Ketika raja Moab yang bernama Balak, anak Zipor, mendengar bagaimana bangsa Israel telah memperlakukan orang Amori, dan bahwa bangsa Israel itu besar jumlahnya, gentarlah ia dan seluruh rakyatnya.

16. Mereka menyampaikan kepada Bileam pesan ini dari Balak, “Aku mohon dengan sangat: datanglah, dan jangan menolak.

17. Aku akan memberi upah yang banyak sekali, dan melakukan apa saja yang kaukatakan. Datanglah, dan kutuklah bangsa itu untukku.”

18. Tetapi Bileam menjawab, “Sekalipun semua perak dan emas yang ada di dalam istana Raja Balak dibayarkan kepada saya, saya tak dapat melanggar perintah Tuhan, Allah yang saya sembah. Biar dalam hal yang kecil pun saya tidak dapat menentangnya.

19. Tetapi baiklah kalian bermalam di sini, seperti yang dilakukan para utusan yang terdahulu. Saya ingin tahu apakah masih ada yang mau dikatakan Tuhan kepada saya.”

20. Malam itu Allah datang kepada Bileam dan berkata, “Orang-orang itu datang untuk minta engkau pergi dengan mereka. Jadi bersiap-siaplah untuk pergi. Tetapi lakukanlah hanya yang diperintahkan kepadamu.”

21. Keesokan harinya Bileam memasang pelana pada keledainya, lalu ikut dengan para pemimpin Moab itu.

22. Tetapi ketika Bileam pergi, Allah menjadi marah. Sementara Bileam mengendarai keledainya, diiringi oleh dua pelayannya, malaikat Tuhan berdiri di tengah jalan untuk menghalang-halangi dia.

23. Melihat malaikat berdiri di situ dengan pedang terhunus, keledai itu menyimpang dari jalan, dan membelok ke ladang. Bileam memukul keledai itu dan membawanya kembali ke jalan.

24. Kemudian malaikat Tuhan berdiri di bagian jalan yang sempit, antara dua kebun anggur dengan tembok batu sebelah menyebelah.

25. Ketika keledai itu melihat malaikat Tuhan, ia minggir sehingga kaki Bileam terjepit ke tembok. Bileam memukul lagi keledai itu.

26. Lalu malaikat Tuhan pindah, dan berdiri di tempat yang lebih sempit sehingga tak ada jalan untuk lewat di kiri atau kanannya.

27. Melihat malaikat Tuhan, keledai itu merebahkan diri. Bileam menjadi marah dan memukul keledai itu dengan tongkat.

28. Lalu Tuhan membuat keledai itu bisa berbicara. Kata binatang itu kepada Bileam, “Apakah yang saya lakukan terhadap Tuan sehingga Tuan memukul saya sampai tiga kali?”

Bilangan 22